Cerita masa smp
cerita masa smp
Masuknya di smp (sekolah menengah pertama) membuat bingung. Dimana masuk tanpa mengenal satupun orang. Mencari teman sd ternyata cuma satu-satunya dari sd yang masuk smp ini. Menjadi orang yang pemalu membuat susah berkenalan sama orang. Dan pada saat upacara hari senin akhirnya ada satu orang teman yang mengajak berteman. Perasaan yang senang terapi juga bingung karena pemalu. Lebih banyak diam dan mendengar omongan dia. Dan baru beberapa hari menjadi teman sudah kelihatan wataknya. Ternyata dia suka memanfaatkan teman, kenapa berpendapat seperti itu? Karena pada saat jajan dia bilang dia tidak punya uang. Dan jajan pun menggunakan uang saya sepenuhnya. Pertamanya ikhlas, tetapi ketika dia jajan lagi dan dia tidak sadar dilihat dia mengeluarkan uangnya. Katanya gag ada uang pas lagi tidak sama ada uangnya, membuat curiga.
Setelah beberapa kali itu terjadi dan akhirnya saya sadar bahwa dia hanya memanfaatkan, dan mulailah berjaga jarak.
Hari demi hari dijalani dan mendapatkan teman baru yang luar biasanya baiknya. Tidak perhitungan, susah senang sama-sama ditanggung, dan membuat suasana di sekolah menjadi menyenangkan. Tetapi disuatu kejadian ketika tidak tau apa-apa dipanggil abang kelas kebelakang aula. Di situ saya dikelilingi banyak abang kelas. Satu orang berbicara dan memahari saya sambil memukul. Abang kelas yang lain pun ikut menunjangi dan memukul saya dari belakang. Di situ tidak ada yang menolong, teman tadi pun juga hanya bisa menonton. Tapi diakui itu hal wajar dia tidak bisa membela kare terbatasnya kemampuan untuk menolong. Sampai akhirnya datang lah satu abang kelas yang paling di segani menyuruh mereka berhenti dan membiarkan saya pergi dengan keadaan bibir berdarah dan muka bonyok.
Hari demi hari dijalani dan mendapatkan teman baru yang luar biasanya baiknya. Tidak perhitungan, susah senang sama-sama ditanggung, dan membuat suasana di sekolah menjadi menyenangkan. Tetapi disuatu kejadian ketika tidak tau apa-apa dipanggil abang kelas kebelakang aula. Di situ saya dikelilingi banyak abang kelas. Satu orang berbicara dan memahari saya sambil memukul. Abang kelas yang lain pun ikut menunjangi dan memukul saya dari belakang. Di situ tidak ada yang menolong, teman tadi pun juga hanya bisa menonton. Tapi diakui itu hal wajar dia tidak bisa membela kare terbatasnya kemampuan untuk menolong. Sampai akhirnya datang lah satu abang kelas yang paling di segani menyuruh mereka berhenti dan membiarkan saya pergi dengan keadaan bibir berdarah dan muka bonyok.
Teman yang lain mengkhawatirkan, meminta maaf tidak bisa menolong dan menyuru saya melaporkan guru. Terapi saya tidak mau karena tidak mau memperpanjang masalah. Terus berfikir punya salah apa sampai di pukuli seperti itu. Datang 2 orang abang kelas ke saya dan membilangkan bahwa yang salah adalah sinis. Mungkin karena mata yang sipit sehingga mereka bernilai seperti itu. Setelah kejadian itu membuat takut kembali masuk sekolah dan berpikiran untuk pindah. Tapi lama-lama saya berpikir saya coba untuk mendekat dengan abang kelas. Syukurnya saya di terima dan tidak pernah kejadian itu terulang lagi.
Sekian dulu cerita smpnya semoga tidak bermanfaat.
